Wow.... ternyata Lampung menyimpan kekaguman pada seni ukir dan meubel Jepara. Hampir setiap sudut kota lampung ini di dominasi oleh polisi segala pangkat. Rumah dinas mereka, mungkin penuh dengan kemegahan elang ukiran kayu seni Jepara. Termasuk untuk kursi besar di ruang menyambut tamu di rumah dinas kepolisian mereka. JALAN ANTASARI, adalah tempat pertama dari lampung yang kumasuki. Disanalah, terjejer banyak toko dan bengkel meubel UKIR JEPARA.
Terminal Raja Basa, tempat ayahku bertanya di pos polisinya, tentang seorang kerabat -bertitel MAYOR- dan rumah huniannya di lampung. Hingga petunjuknya mengantarku ke Komplek Polisi Haji Mena disisi ruas jalan utama menuju Palembang.
Sepulangnya dari sana jam 12.59, kami pulang melewati kawasan pendidikan yang berjejer beberapa kampus dan akademi di sisi ruas jalan SUKARNO HATTA, zona pendidikan Bandar Lampung.
Jam 13.47, kami masih berada di jalanan raya lampung selatan ke arah bakauheni. Di Jalan RAYA BAKAUHENI, kutemukan banyak T.H.R. (Taman Hiburan Rakyat) berupa pantai (seperti pantai Selaki Tarahan), wilayah instalasi karantina ikan, PLTU, dan pastinya yang kami bawa pulang dari deretan penjaja durian.
Jam 14.31, kami tiba juga akhirnya di Krakatoa Nirwana Resort, di kawasan Kalianda Belantung Lampung, Lamsel. Wow!!!! Bersih, rapi, teratur, but not dramatic at all... ^_^