Pages

Wednesday, December 30, 2009

Merak ke Bakauheni : Kapalku menyeberang



Terbangun pagi hari, kami bergegas mempersiapkan koper dan makanan di dalam mobil. Melaju menuju tol Pancoran ke arah Merak dan sempat terhenti sejenak di Dunkin Donut peristirahatan dekat Karang Tengah.

Kami menyusuri Merak dengan kecepatan dan ketangguhan luar biasa, karena antusiasme kami kaum daratan jawa yang tak pernah lagi ingat rasanya menyeberang lewat lautan Indonesia yang hanya dua jam di lautan.

Tiba di merak, kami di dalam mobil hanya mengikuti signage "untuk menyeberang" tanpa banyak bertanya. Entah kapal yang itu hendak kemana, entah kapal lainnya hendak kemana juga. Kami hanya membuntuti kapal yang tampak terbuka lebar pantatnya sehingga mobil kami pun bisa masuk dengan yakin.

Kami menginjakkan kaki kami di kabin atas dari kapal dan langsung berjalan 20 menit kemudian. Berfoto-foto ala kadarnya, karena kami ada di bagian belakang kapal yang dengan jelas melihat pulau jawa yang kami tinggalkan sejenak lalu.

Berfoto-foto, aku dan adik mulai merasa bosan. Ingin tahu kemana lagi sisi badan kapal yang lainnya berada. Berpetualang mencari sisi-sisi kapal yang lain, jauh dari orang tua kami yang mengawasi.

Wow! Kami dengan mudah berada disisi depan kapal. Anginnya luar biasa! Bau pantai, ah bukan, bau laut pastinya.... Di sisi terluar dari badan samping kapal juga sungguh luar biasa, air riak bermunculan dibawah sana karena tertabrak lambung kapal kami yang pastinya berat dan kuat. Anginnya, membuatku memasukkan kacamata dan topiku dengan cepat agar tak terjatuh.

Kami tiba di Bakauheni... Wow!!! Selanjutnya adalah perjalanan panjang mobil kami membelah hutan dan perbukitan menuju lampung. Daerahnya begitu hijau dan hanya ada hutan. Tapi sempat, kami menemukan pemandangan laut mengagumkan, kan kami dapatkan saat menuruni bukit hutan itu. Dan tebak, disisi ini lah industri dan PLTU berdesakan di seluruh sisi pantai nya... Tidak ada ruang sisi pantai yang terlihat kosong, selain ada pabrik dan aneka tungku pembangkit.

 

 


 

 

 

 

 

 


Hotel Amalia!!! Kami pilihnya karena begitu dekat dengan kota, namun juga menampakkan lobi yang meyakinkan... Hm, sempat kami menginginkan, untuk bisa mencapai hotel Bukit Randu yang tinggi diatas tebing. Tapi, kami terlalu letih untuk jauh dari kota lagi.
 

 


0 comments:

Post a Comment